Senin, 16 Agustus 2021
Sebelum pandemi Covid -19 , pandemi sudah sering terjadi di berbagai belahan dunia diantaranya wabah bakteri yang menyerang kota Istanbul Turki pada sekitar 541 sebelum masehi yang sudah menewaskan 30-50 juta jiwa, black death yang melanda berbagai negara di Eropa pada tahun 1349 yang menewaskan 200 juta jiwa dalam kurun waktu 4 tahun, wabah kolera pada abad ke -19 yang menewaskan lebih dari 1 juta jiwa, dan masih banyak wabah -wabah yang merenggut banyak korban jiwa seperti flu, cacar air, HIV/AIDS, SARS, dan terakhir adalah wabah pandemi Covid-19 yang sedang melanda seluruh dunia saat ini termasuk Indonesia.
Berangkat dari pengalaman penanganan wabah-wabah sebelumnya di berbagai belahan dunia, dengan menjauhi orang sakit pandemi bakteri Istanbul maupun black death dapat diatasi dengan mudah meski wabah sudah merenggut jutaan jiwa, karantina wilayah di berbagai daerah terjangkit flu Spanyol mampu diminimalisir dan dihentikan penyebarannya, dan vaksinasi yang mampu menghentikan wabah cacar air dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar hingga ke seluruh dunia pada tahun 1956. Selain cacar air, penyakit2 seperti polio, tetanus, difteri, campak dan pertusis juga sudah di temukan vaksinnya dan sampai saat ini menjadi imunisasi rutin bagi bayi.
Pembatasan pergerakan masyarakat sudah di lakukan oleh pemerintah, edukasi-edukasi pemerintah melalui protokol kesehatan sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat, pemeriksaan rutin di setiap batas wilayah sudah pula di lakukan, operasi yustisi di berbagai jalan dan tempat keramaianpun sudah dilakukan, tetap saja banyak masyarakat yang tidak mampu mematuhi program pemerintah tersebut, sehingga angka kejadian maupun kematian karena Covid-19 semakin hari semakin tinggi. Dampak dari pandemi sangat dirasakan oleh bangsa kita dari berbagai sektor, baik kesehatan, pendidikan, ekonomi, perdagangan, maupun sektor -sektor lain secara menyeluruh. Bunyi ambulance maupun mobil jenazah dimana-mana, kabar berita kematian dimana -mana, Covid-19 sudah menyerang 223 negara dengan angka kesakitan lebih dari 200 juta, dengan angka kematian lebih dari 4 juta jiwa. Dalam keadaan yang sangat mencengakan apakah masih tidak percaya Covid -19?
Pada awal -awal wabah Covid-19 tidak sedikit masyarakat yang berharap adanya vaksin untuk membantu penanggulangan Covid-19, seiring berjalannya waktu pemerintah terus berupaya untuk mendatangkan vaksin yang sudah teruji oleh laboratorium internasional untuk dapat digunakan kepada masyarakat indonesia dalam rangka mencapai herd imunity ( kekebalan kelompok ). Lambat laut setelah pemerintah menyediakan vaksin yang sudah di setujui oleh WHO dalam penggunaannya serta telah memenuhi standar persyaratan internasional terkait keamanan, efikasi atau keampuhan, serta manufaktur vaksin.
Setelah vaksin tersebut sudah bisa di gunakan, tidak sedikit lagi masyarakat yang enggan untuk berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan untuk vaksinasi, banyak yang beranggapan bahwa vaksinasi berbahaya bagi tubuh, mengakibatkan sakit, dan lain -lainnya. Padahal keberadaan vaksin sudah di uji keamanan dan keampuhannya. Meski segala upaya pemerintah sudah dilakukan dengan mengeluarkan beberapa Peraturan Pemerintah maupun surat edaran, tetap saja masyarakat sulit percaya dan kebanyakan termakan isu-isu hoax yang beredar. Padahal masyarakat sendiripun tahu bahwa info-info valid hanya di dapat dari instansi pemerintahan, tetap saja ngotot dan ngeyel pada info yang di dapatnya dari sumber yang tidak jelas.
Vaksinasi dipercayai oleh penulis menjadi senjata terakhir pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Logisnya seperti ini; setelah 70-90% masyarakat Indonesia menerima vaksin, jelas akan membentuk kekebalan kelompok ( herd imunity ) tadi, semua masyarakat tidak mudah tertular karena sudah ada kekebalan dalam tubuhnya. Bagaimana bisa pemerintah mencabut status wabah jika belum bisa memastikan seluruh masyarakatnya kebal? Jalan satu-satunya yang harus kita lakukan dalam membantu pemerintah menanggulangi wabah ini adalah dengan mendukung upaya pemerintah dengan cara patuh pada protokol, jika sudah masuk dalam sasaran vaksinasi disilahkan ikuti vaksinasi.
Target sasaran nasional adalah lebih dari 200 juta jiwa, capaian saat ini vaksin pertama baru 50 juta jiwa, dan vaksin kedua sebesar 24 juta jiwa. Dapat dilihat dari data tersebut diatas upaya pemerintah masih jauh dari target. Suatu negara akan percuma memiliki Presiden yang hebat, menteri yang hebat, gubernur yang hebat, bupati dan walikota yang hebat, seluruh tatanan pemerintahan yang hebat, jika tidak di dukung oleh seluruh lapisan masyarakat dalam upaya penanggulangan wabah ini, maka jangan berharap wabah ini akan selesai. Dukungan masyarakat adalah kunci keberhasilan program pemerintah, dengan cara apa dan bagaimana? Yuk, ikuti dan taati petunjuk pemerintah.
Penulis,
Mulyadin, Amd.Kep
Sekretaris Puskesmas Dompu Kota